
BPBD Bengkalis Terus Pantau Titik Panas Rawan Karhutla
BPBD Bengkalis terus meningkatkan pemantauan terhadap titik-titik panas (hotspot) yang rawan kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Kegiatan ini menjadi prioritas utama mengingat musim kemarau sudah mulai berlangsung di sejumlah wilayah Riau.
Menurut Kepala Pelaksana BPBD Bengkalis, Tajul Mudarris, pemantauan dilakukan setiap hari dengan memanfaatkan data dari satelit milik BMKG dan LAPAN. Selain itu, petugas juga melakukan patroli darat di kawasan hutan gambut dan lahan terbuka yang dinilai rentan terbakar.
Penggunaan Teknologi dan Sistem Peringatan Dini
Untuk mendeteksi titik panas lebih cepat, BPBD Bengkalis mengintegrasikan teknologi pemantauan dengan sistem peringatan dini. Melalui dashboard pemantauan hotspot, pihak BPBD dapat mengetahui lokasi dengan potensi kebakaran lebih awal, sehingga penanganan bisa dilakukan dengan cepat.
Lebih lanjut, penggunaan drone juga sedang dipersiapkan untuk menjangkau area yang sulit diakses kendaraan darat. Ini diharapkan mampu meningkatkan efisiensi dan akurasi deteksi dini.
Koordinasi dengan Pihak Terkait
Sementara itu, BPBD terus berkoordinasi dengan TNI, Polri, Manggala Agni, dan masyarakat peduli api (MPA) untuk menjaga kesiapsiagaan. Latihan gabungan dan patroli terpadu juga dijadwalkan rutin untuk memastikan semua pihak siap menghadapi kemungkinan karhutla.
Tajul menambahkan bahwa tim reaksi cepat (TRC) telah disiagakan di beberapa kecamatan rawan seperti Mandau, Pinggir, dan Bukit Batu.
Imbauan kepada Warga dan Pencegahan Dini
Masyarakat juga diminta berperan aktif dalam mencegah terjadinya karhutla. BPBD mengimbau agar warga tidak membuka lahan dengan cara membakar, karena selain berbahaya, hal itu melanggar hukum. Warga yang mengetahui adanya titik api juga diimbau segera melapor ke posko BPBD terdekat.
Langkah Jangka Panjang Penanggulangan Karhutla
Sebagai bagian dari upaya jangka panjang, Pemkab Bengkalis melalui BPBD akan terus mengembangkan program edukasi lingkungan ke sekolah dan desa. Selain itu, pemetaan wilayah rawan karhutla berbasis geospasial sedang diperbarui untuk mendukung kebijakan berbasis data.