TNI AL Sergap Kapal Thailand di Perairan Karimun

TNI AL Sergap Sebuah kapal ikan berbendera Thailand disergap oleh TNI Angkatan Laut saat melintas di perairan Selat Durian, Tanjung Balai Karimun. Dari penggeledahan di atas kapal, petugas menemukan 1.905 kilogram narkotika. Jumlah tersebut terdiri dari 705 kilogram sabu dan 1.200 kilogram kokain, yang dikemas dalam ratusan karung dan disembunyikan di dalam palka.

Penangkapan ini merupakan hasil pengintaian intelijen selama beberapa hari. Setelah mendapatkan koordinat pasti, tim patroli laut langsung bergerak dan berhasil menghentikan kapal tanpa perlawanan.

TNI AL Sergap Proses Pemeriksaan Berjalan Ketat

Setelah kapal diamankan, seluruh awak yang berkewarganegaraan asing dibawa ke Markas Komando Lantamal IV Batam. Mereka langsung menjalani pemeriksaan intensif. Sementara itu, kapal dijadikan barang bukti dan saat ini berada dalam pengawasan ketat.

Menurut petugas, modus penyelundupan menggunakan kapal ikan dipilih untuk menghindari pemeriksaan rutin di jalur pelayaran internasional. Namun berkat koordinasi lintas instansi, upaya tersebut berhasil digagalkan.

Jalur Laut Masih Jadi Target Sindikat

Penyelundupan skala besar ini menunjukkan bahwa laut Indonesia masih menjadi jalur favorit bagi jaringan narkotika internasional. Oleh karena itu, pengawasan di titik-titik rawan seperti Selat Durian dan Selat Malaka akan ditingkatkan secara berkala.

Pihak berwenang juga menyoroti peran pelabuhan kecil yang rawan disusupi. Karena itu, pengawasan tidak hanya fokus pada kapal besar, tetapi juga kapal-kapal kecil yang beroperasi di wilayah perbatasan.

Pentingnya Sinergi dalam Pencegahan

TNI AL menegaskan pentingnya kerja sama dengan Polri, BNN, Bea Cukai, dan aparat lainnya dalam upaya memberantas peredaran narkoba. Ke depan, operasi maritim terpadu akan lebih sering digelar.

Selain upaya penindakan, masyarakat juga diajak berperan aktif. Jika melihat aktivitas mencurigakan di sekitar pesisir atau pelabuhan kecil, warga diminta segera melapor. Dengan kolaborasi menyeluruh, Indonesia dapat lebih siap menghadapi ancaman lintas batas.