BBKSDA Riau Pasang Kamera dan Perangkap Jebak untuk Pantau Satwa Liar

BBKSDA Riau Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam terus meningkatkan pengawasan terhadap keberadaan satwa liar dilindungi, khususnya harimau sumatra, di sejumlah kawasan hutan dan area perkebunan masyarakat. Salah satu langkah terbaru yang dilakukan adalah pemasangan kamera trap dan perangkap jebak di titik-titik rawan konflik manusia dan satwa.

Tanggapi Laporan Warga Soal Kemunculan Harimau

Langkah ini diambil menyusul laporan warga di Kecamatan Pelangiran, Kabupaten Indragiri Hilir, yang mengaku melihat jejak dan kemunculan harimau di sekitar ladang mereka dalam sepekan terakhir. Warga pun mulai merasa resah dan mengkhawatirkan keselamatan mereka saat beraktivitas di kebun.

“Kami telah menerjunkan tim ke lokasi untuk melakukan observasi awal. Setelah dilakukan penelusuran, tim menemukan sejumlah indikasi keberadaan satwa besar, termasuk jejak kaki yang mengarah ke kawasan hutan produksi,” ujar Humas BBKSDA Riau, [nama disamarkan].

Pemasangan Kamera Trap dan Perangkap

Sebagai tindak lanjut, tim BBKSDA memasang beberapa unit kamera trap di sekitar jalur perlintasan satwa untuk memantau pergerakan dan identifikasi individu. Selain itu, dua unit perangkap jebak juga disiapkan jika diperlukan evakuasi satwa secara aman dan tanpa membahayakan warga.

“Pemasangan ini bertujuan memantau keberadaan harimau sekaligus sebagai langkah mitigasi jika terjadi konflik lanjutan. Kami tetap mengutamakan keselamatan warga dan kelestarian satwa,” tambahnya.

Edukasi dan Imbauan untuk Warga

Selain melakukan pemasangan alat pemantau, BBKSDA juga melakukan pendekatan kepada warga dengan memberikan edukasi soal cara menghadapi kemunculan satwa liar. Warga diminta tidak melakukan tindakan yang membahayakan diri atau satwa, serta segera melapor jika melihat jejak atau tanda-tanda keberadaan hewan liar.

Komitmen Perlindungan Satwa Liar

BBKSDA menegaskan bahwa perlindungan satwa liar, khususnya yang masuk dalam daftar dilindungi seperti harimau sumatra, merupakan tanggung jawab bersama. Oleh karena itu, sinergi antara pemerintah, aparat, dan masyarakat sangat diperlukan untuk menjaga keseimbangan ekosistem.

“Kami mengajak semua pihak untuk menjaga alam bersama-sama. Satwa liar juga memiliki hak hidup di habitatnya,” tutup Humas BBKSDA.